Nama : Sri ida murwanti
Kelas : 1EB21
NPM : 2A214429
MATERI 5
Kesenjangan
Dan Kemiskinan
A. Konsep dan Pengertian kemiskinan
Menurut Sarasutha dan Noor dalam Supadi dan Achmad
Rozany (2008 : 3 – 4) “kemiskinan secara konseptual dapat dibedakan atas tiga
pengertian, yaitu kemiskinan subyektif, kemiskinan absolut dan kemiskinan
relatif. Dalam pengertian kemiskinan subyektif,
setiap orang mendasarkan pemikirannya sendiri dengan menyatakan bahwa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara cukup walaupun secara absolut atau relatif
sebenarnya orang itu tidak tergolong miskin”. Kemiskinan subyektif terjadi
karena individu menyamaratakan keinginan (wants) dengan
kebutuhan (needs). Pengertian kemiskinan absolut adalah kondisi di
mana seseorang atau keluarga memiliki pendapatan tetapi tidak mencukupi untuk
pemenuhan kebutuhan minimumnya sehari-hari secara efisien. Pengertian
kemiskinan relatif berkaitan dengan konsep relative deprivation di
mana kemampuan pemenuhan kebutuhan seseorang atau sebuah keluarga berada dalam
posisi relatif terhadap anggota masyarakat lain yang tinggal dalam satu
wilayah. Konsep ini terkait erat dengan ketimpangan pendapatan.
B. Garis kemiskinan
“Untuk mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep
pendekatan kebutuhan dasar. Kita buat garis kemiskinan yang terdiri dari garis
kemiskinan makanan, kebutuhan minimum makanan setara 2.100 kilo kalori per
kapita per hari dan garis kemiskinan non makanan. Nilai mininum pengeluaran
untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, digabungkan menjadi garis
kemiskinan. Kita pakai sejak ’98 (tahun 1998) dan 2.100 kilo kalori
itu memang secara internasional banyak yang hampir sama, bahkan ada yang
dibawah kita,” kata Suryamin.
C. Penyebab dan dampak kemiskinan
Penyebab kemiskinan
menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut :
1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya
ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi
pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah
yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2. kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber
daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah.
3. kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
Dampak kemiskinan di Indonesia memunculkan berbagai penyakit
pada kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan
lanjut usia. Kemiskinan memang tidak pernah berhenti dan tidak bosan
menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda.
Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan. Sebagian
dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh
contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena
menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh
pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap
nasi untuk keluarganya, dll.
D.
Pertumbuhan,
Kesenjangan dan Kemiskinan.
Data 1970 – 1980
menunjukkan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat
kesenjangan ekonomi.
Semakin tinggi
pertumbuhan PDB/pendapatan perkapita, semakin besar perbedaan sikaya dengan
simiskin.
Penelitian di
Asia Tenggara oleh Ahuja, dkk (1997) menyimpulkan bahwa selama periode 1970an
dan 198an ketimpangan distribusi pendapatan mulai menurun dan stabil, tapi
sejak awal 1990an ketimpangan meningkat kembali di LDC’s dan DC’s seperti Indonesia, Thaliland,
Inggris dan Swedia.
Janti (1997)
menyimpulkan è semakin besar
ketimpangan dalam distribusi pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi,
perubahan pasar buruh, dan perubahan kebijakan publik. Perubahan pasar buruh
ini disebabkan oleh kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin
besar saham pendapatan istri dalam jumlah pendapatan keluarga.
Hipotesis
Kuznetsè ada korelasi
positif atau negatif yang panjang antara tingkat pendapatan per kapita dengan
tingkat pemerataan distribusi pendapatan.
Dengan data
cross sectional (antara negara) dan time series, Simon Kuznets menemnukan bahwa
relasi kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita berbentuk U
terbalik.
Tingkat
Kesenjangan
Periode
Tingkat
Pendapatan Per Kapita
Hasil
ini menginterpretasikan: Evolusi distribusi pendapatan dalam proses transisi
dari ekonomi pedesaan ke ekonomi perkotaan (ekonomi industri) è Pada awal
proses pembangunan, ketimpangan distribusi pendapatan naik sebagai akibat
proses urbanisasi dan industrialisasi dan akhir proses pembangunan, ketimpangan
menurun karena sektor industri di kota sudah menyerap tenaga kerja dari desa atau produksi atau penciptaan
pendapatan dari pertanian lebih kecil.
E. Kemiskinan di Indionesia
Banyak penduduk hidup sedikit dia atas garis
kemiskinan dan rentan jatuh miskin.
Banyak penduduk indonesia yang berhasil keluar dari
kemiskinan masih hiudp sedikit diatas garis kemiskinan. Pada tahun 2014,
sekitar 28 juta penduduk hidup dibawah Rp. 293.000 per bulan. Selain itu, 68
juta penduduk hidup sedikit diatas angka tersebut. Kejadian kecil bisa dengan
mudah membuat mereka jatuh miskin, dan memang banyak keluarga keluar-masuk dari
perangkap kemiskinan. Berdasarkan data tahun 2010, hampir setengah penduduk
miskin tidak miskin pada tahun sebelumnya. Seperempat penduduk indonesia
mengalami kemiskinan setidaknya satu kali dalam tiga tahun.
F. Faktor-faktor penyebab kemiskinan
1. Pengangguran
Semakin banyak pengangguran, semakin
banyak pula orang-orang miskin yang ada di sekitar. Karena pengangguran atau
orang yang menganggur tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Padahal kebutuhan setiap manusia itu semakin hari semakin
bertambah. Selain itu pengangguran juga menimbulkan dampak yang merugikan bagi
masyarakat, yaitu pengangguran dapat menjadikan orang biasa menjadi pencuri,
perampok, dan pengemis yang akan meresahkan masyarakat sekitar.
2. Tingkat pendidikan yang rendah
Tidak adanya keterampilan, ilmu
pengetahuan, dan wawasan yang lebih, masyarakat tidak akan mampu
memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik. Karena dengan pendidikan masyarakat
bisa mengerti dan memahami bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan manusia.
Dengan belajar, orang yang semula tidak bisa menjadi
bisa, salah menjadi benar, dsb. Maka dengan tingkat pendidikan yang rendah
masyarakat akan dekat dengan kemiskinan.
3. Bencana Alam
Banjir, tanah longsor, gunung
meletus, dan tsunami menyebabkan gagalnya panen para petani, sehingga tidak ada
bahan makanan untuk dikonsumsi dan dijual kepada penadah atau koperasi.
Kesulitan bahan makanan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak
dapat terpenuhi.
G. Kebijakan
Anti Kemiskinan
1.
Pemerintah
harus menyediakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, agar dapat membantu
masyarakat dalam memecahkan masalah kehidupan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari anggota keluarganya.
2.
Jangan
menjadi pemalas! Selain pemerintah, masyarakat juga harus ikut andil dalam
mensejahterakan kehidupan. Apabila masih belum ada lowongan pekerjaan,
masyarakat bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, lebih bagus jika
lapangan pekerjaan buatan sendiri itu bisa menampung orang lain untuk menjadi
karyawan kita.
3.
Bantuan
pendidikan dan kursus gratis dari pemerintah kepada masyarakat kurang mampu
agar dapat melanjutkan sekolahnya tanpa bingung soal biaya. Kursus menjahit,
memasak untuk ibu-ibu atau bapak-bapak, serta menyediakan fasilitasnya, seperti
mesin jahit dan peralatan memasak agar setelah selesai kursus, para bapak dan
ibu tersebut bisa langsung mempraktikkan keahliannya di lingkungan dimana
mereka tinggal.
Latihan Soal
1. kemiskinan
secara konseptual dapat dibedakan atas tiga pengertian yaitu, kecuali ...
a. Kemiskinan
Absolute
b. Kemiskinan
Spesifik *
c. Kemiskinan
Subyektif
d. Kemiskinan
Relatif
2. selama
periode 1970an dan 198an ketimpangan distribusi pendapatan mulai menurun dan
stabil, tapi sejak awal 1990an ketimpangan meningkat kembali di LDC’s dan DC’s seperti Indonesia, Thaliland,
Inggris dan Swedia, disimpulkan oleh ...
a. Ahuja
*
b. Janti
c. Hipotesis
Kuznets
d. Aristoteles
3. Kemiskinan
disebabkan oleh faktor faktor berikut ini, kecuali ...
a. Pengangguran
b. Tingkat
Pendidikan yang rendah
c. Tingkat
pendidikan yang tinggi *
d. Bencana
Alam
4.
Ada
korelasi positif atau negatif yang panjang antara tingkat pendapatan per kapita
dengan tingkat pemerataan distribusi pendapatan, disimpulkan oleh ...
a. Ahuja
b. Janti
c. Hipotesis
Kuznets *
d. Aristoteles
5. Pencuri, perampok, dan pengemis yang
akan meresahkan masyarakat sekitar. Termasuk kedalam faktor-faktor penyebab
kemiskinan ...
a. Perceraian
b. Pengangguran *
c. Tingkat pendidikan rendah
d. Bencana alam
Materi
6
Pembangunan ekonomi daerah dan otonomi dan otonomi
daerah
A. Undang-undang
otonomi daerah
Otonomi daerah di
Indonesia adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.”
Terdapat dua nilai dasar yang
dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan
otonomi daerah di Indonesia, yaitu:
1.
Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan
bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang
bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang
melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di
antara kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan
2.
Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan
jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana
tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan
politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Dikaitkan dengan dua nilai dasar
tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada
pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan
dan kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut.
B. Perubahan Perekonomian daerah dan peranan pendapatan
asli daerah
Perubahan
atas pendapatan, terutama PAD bisa saja berlatarbelakang perilaku oportunisme
para pembuat keputusan, khususnya birokrasai di SKPD dan SKPKD. Namun, tak
jarang perubahan APBD juga memuat preferensi politik para politisi di parlemen
daerah (DPRD). Anggaran pendapatan akan direvisi dalam tahun anggaran yang
sedang berjalan karena beberapa sebab, diantaranya karena (a) tidak
terprediksinya sumber penerimaan baru pada saat penyusunan anggaran, (b)
perubahan kebijakan tentang pajak dan retribusi daerah, dan (c)
penyesuaian target berdasarkan perkembangan terkini.
Ada beberapa
kondisi yang menyebabkan mengapa perubahan atas anggaran pendapatan terjadi, di
antaranya:
1. Target
pendapatan dalam APBD underestimed (dianggarkan terlalu rendah)
2. Alasan
penentuan target PAD oleh SKPD dapat dipahami sebagai praktik moral hazard yang
dilakukan agency yang dalam konteks pendapatan.
3. Jika
dalam APBD “murni” target PAD underestimated, maka dapat “dinaikkan” dalam APBD
perubahan untuk kemudian digunakan sebagai dasar.
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerh,
hasil retribusi Daerah, basil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan
keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi
daerah sebagai mewujudkan asas desentralisasi. (penjelasan UU No.33 Tahun 2004).
C.
Pembangunan Perekonomian Regional
Pembangunan ekonomi daerah adalah
suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin
Arsyad, 1999).
Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Kesempatan kerja bagi penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Todaro, 2000).
D.
Faktor-faktor penyebab ketimpangan
Beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya
ketimpangan antar wilayah menurut Sjafrizal (2012) yaitu :
1.
Perbedaan kandungan
sumber daya alam
Perbedaan kandungan sumber daya alam akan mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang-barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah. Kondisi tersebut menyebabkan daerah bersangkutan cenderung mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Perbedaan kandungan sumber daya alam akan mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang-barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah. Kondisi tersebut menyebabkan daerah bersangkutan cenderung mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
2.
Perbedaan kondisi
demografis
Perbedaan kondisi demografis meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat setempat. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Perbedaan kondisi demografis meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat setempat. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
3.
Kurang lancarnya
mobilitas barang dan jasa
Mobilitas barang dan jasa meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya adalah apabila mobilitas kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat di jual ke daerah lain yang membutuhkan. Akibatnya adalah ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi, sehingga daerah terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.
Mobilitas barang dan jasa meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya adalah apabila mobilitas kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat di jual ke daerah lain yang membutuhkan. Akibatnya adalah ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi, sehingga daerah terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.
4.
Konsentrasi kegiatan
ekonomi wilayah
Pertumbuhan ekonomi akan cenderung lebih cepat pada suatu daerah dimana konsentrasi kegiatan ekonominya cukup besar. Kondisi inilah yang selanjutnya akan mendorong proses pembangunan daerah melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi akan cenderung lebih cepat pada suatu daerah dimana konsentrasi kegiatan ekonominya cukup besar. Kondisi inilah yang selanjutnya akan mendorong proses pembangunan daerah melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.
5.
Alokasi dana
pembangunan antar wilayah
Alokasi dana ini bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada sistem pemerintahan otonomi maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan ke daerah sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh kekuatan pasar. Dimana keuntungan lokasi yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan kekuatan yang berperan banyak dalam menark investasi swasta. Keuntungan lokasi ditentukan oleh biaya transpor baik bahan baku dan hasil produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi pasar, tingkat persaingan usaha dan sewa tanah. Oleh karena itu investai akan cenderung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Alokasi dana ini bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada sistem pemerintahan otonomi maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan ke daerah sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh kekuatan pasar. Dimana keuntungan lokasi yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan kekuatan yang berperan banyak dalam menark investasi swasta. Keuntungan lokasi ditentukan oleh biaya transpor baik bahan baku dan hasil produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi pasar, tingkat persaingan usaha dan sewa tanah. Oleh karena itu investai akan cenderung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
E. Pembangunan
Indonesia bagian Timur
Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timur
Hasil pembangunan ekonomi nasional selama pemerintahan orde baru menunjukkan bahwa walaupun secara nasional laju pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata per tahun tinggi namun pada tingkat regional proses pembangunan selama itu telah menimbulkan suatu ketidak seimbangan pembangunan yang menyolok antara indonesia bagian barat dan indonesia bagian timur. Dalam berbagai aspek pembangunan ekonomi dan sosial, indonesia bagian timur jauh tertinggal dibandingkan indonesia bagian barat.
Hasil pembangunan ekonomi nasional selama pemerintahan orde baru menunjukkan bahwa walaupun secara nasional laju pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata per tahun tinggi namun pada tingkat regional proses pembangunan selama itu telah menimbulkan suatu ketidak seimbangan pembangunan yang menyolok antara indonesia bagian barat dan indonesia bagian timur. Dalam berbagai aspek pembangunan ekonomi dan sosial, indonesia bagian timur jauh tertinggal dibandingkan indonesia bagian barat.
Keunggulan
wilayah Indonesia Bagian Timur
Keunggulan atau kekeuatan yang dimiliki Indonesia bagian timur adalah sebagai berikut:
1. Kekayaan sumber daya alam
2. Posisi geografis yang strategis
3. Potensi lahan pertanian yang cukup luas
4. Potensi sumber daya manusia
Keunggulan atau kekeuatan yang dimiliki Indonesia bagian timur adalah sebagai berikut:
1. Kekayaan sumber daya alam
2. Posisi geografis yang strategis
3. Potensi lahan pertanian yang cukup luas
4. Potensi sumber daya manusia
Indonesia bagian tinur juga memiliki bagian kelemahan yang membutuhkan sejumlah tindakan pembenahan dan perbaikan. Kalau tidak, kelemahan-kelemahan tersebut akan menciptakan ancaman bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di kawasan tersebut. Kelemahan yang dimiliki Indonesia bagian timur diantaranya adalah:
1. Kualitas sumber daya manuasia yang masih rendah
2. Keterbatasan sarana infrastruktur
3. Kapasitas kelembagaan pemerintah dan publik masih lemah
4. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan masih rendah
Latihan Soal !
1. Hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, disebut ...
a.
HAM
b.
Pembangunan
ekonomi regional
c.
Otonomi daerah di
indonesia *
d.
SDA
3. Terdapat
dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu nilai unitaris dan ...
a. Nilai
agama
b. Nilai
budaya
c. Nilai
dasar Desentralisasi Teritorial *
d. Nilai sosial
4. Anggaran
pendapatan akan direvisi dalam tahun anggaran yang sedang berjalan karena
beberapa sebab, kecuali ...
a.
tidak terprediksinya sumber penerimaan baru pada
saat penyusunan anggaran,
b.
penyesuaian target berdasarkan perkembangan yang
lama *
c.
perubahan kebijakan tentang pajak dan retribusi
daerah,
d.
penyesuaian target berdasarkan perkembangan
terkini.
5. Beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya
ketimpangan antar wilayah menurut Sjafrizal (2012) yaitu, kecuali ...
a.
Perbedaan kandungan
sumber daya alam
b.
Perbedaan kondisi
demografis
c.
Kesamaan kondisi
demografis *
d.
Kurang lancarnya
mobilitas barang dan jasa
6. Keunggulan atau kekeuatan yang dimiliki Indonesia
bagian timur adalah sebagai berikut...
a. Kualitas sumber daya manuasia yang masih rendah
b. Posisi geografis yang strategis *
c. Kapasitas kelembagaan pemerintah dan publik masih
lemah
d. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan masih rendah
Materi
7
Sektor pertanian
A. Sektor
Pertanian di Indonesia
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa
yang penting bagi Indonesia.Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor
perkebunan, seperti eksporkomoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit.
Lebih dari 50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk
diekspor.Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara
konsistenmenyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya
(belumtermasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar
pertahun.
Sumbangan sector pertanian terhadap pembangunan
dan devisa negara, ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor
ini memiliksumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya
produktivitas pertanian akan berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian
secarakeseluruhan.
B. Nilai
tukar petani
Penelitian
bertujuan untuk mengetahui perilaku Nilai Tukar Petani (NTP) di Indonesia dan
mengevaluasi konsep NTP sebagai alat ukur/indikator tingkat kesejahteraan
petani. Datayang digunakan adalah data sekunder runtun waktu bulanan dari tahun
1987 sampai 1988 di 14 propinsi di Indonesia. Analisis dilakukan dengan
menggunakan tahun dasar 1987=100. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1)
dibandingkan kondisi pada tahun dasar, secara kumulatif dalam tahun 1987-1988
terjadi peningkatan NTP di 8 propinsi Bali, Sumbar, NTB; Sulsel, Kalsel, Sulut,
dan Di. Yogya dan penurunan di provinsi Lampung, Jabar, Jateng, dan Jatim;
C. Investasi di Sektor Pertanian
Investasi di sector pertanian tergantung :
§ Laju pertumbuhan output
§ Tingkat daya saing global komoditi pertanian
Investasi:
§ Langsungè Membeli mesin
§ Tdk Langsungè Penelitian & Pengembangan
D. Keterkaitan Pertanian dg Industri Manufaktur
Salah satu penyebab krisis ekonomiè kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupu kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan & Eropa dlm memajukan industri manufaktur diawali dg revolusi sector pertanian.
Alasan sector pertanian harus kuat dlm proses industrialisasi:
§ Sektor pertanian kuatè pangan terjaminè tdk ada laparèkondisi sospol stabil
§ Sudut Permintaanè Sektor pertanian kuatè pendapatan riil perkapita naikè permintaan oleh petani thd produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input sektor pertanian
§ Sudut Penawaranè permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.
§ Kelebihan output siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri manufaktur spt industri kecil dipedesaan.
Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dam industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada barang impor.
Bidang-bidang yang harus diperhatikan dalam masalah pertanian,yaitu :
• Peran utama Departemen Pertanian dalam membina hubungan kerja sama dengan pemerintah daerah.
• Perlu meningkatkan pendapatan petani melalui diversivikasi lebih lanjut.
• Memperkuat kapasitas regulasi
• Meningkatkan pengeluaran untuk penelitian pertanian
• Mendukung pertumbuhan ICT (teknologi informasi dan komunikasi)
• Menjamin berlangsungnya manajemen irigasi
• Memperbaiki infrastruktur rural
Salah satu penyebab krisis ekonomiè kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupu kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan & Eropa dlm memajukan industri manufaktur diawali dg revolusi sector pertanian.
Alasan sector pertanian harus kuat dlm proses industrialisasi:
§ Sektor pertanian kuatè pangan terjaminè tdk ada laparèkondisi sospol stabil
§ Sudut Permintaanè Sektor pertanian kuatè pendapatan riil perkapita naikè permintaan oleh petani thd produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input sektor pertanian
§ Sudut Penawaranè permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.
§ Kelebihan output siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri manufaktur spt industri kecil dipedesaan.
Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dam industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada barang impor.
Bidang-bidang yang harus diperhatikan dalam masalah pertanian,yaitu :
• Peran utama Departemen Pertanian dalam membina hubungan kerja sama dengan pemerintah daerah.
• Perlu meningkatkan pendapatan petani melalui diversivikasi lebih lanjut.
• Memperkuat kapasitas regulasi
• Meningkatkan pengeluaran untuk penelitian pertanian
• Mendukung pertumbuhan ICT (teknologi informasi dan komunikasi)
• Menjamin berlangsungnya manajemen irigasi
• Memperbaiki infrastruktur rural
Latihan Soal !
1.
Salah satu subsektor andalannya
adalah subsektor perkebunan seperti, kecuali ...
a.
Eksporkomoditas karet
b.
Eksporkomoditas beras *
c.
Eksporkomoditas teh
d.
Eksporkomoditas minyak sawit
2. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, dibandingkan kondisi pada tahun dasar, secara
kumulatif dalam tahun 1987-1988 terjadi peningkatan NTP di 8 propinsi yaitu,
kecuali ...
a.
NTB
b.
Sulsel
c.
Yogya
d.
Jateng *
3. Apa
sajakah Alasan sector pertanian harus kuat dlm
proses industrialisasi, kecuali ...
a.
Sektor pertanian
kuat, pangan terjamin, tdk ada lapar,
kondisi sospol stabil
b.
Sudut Penawaran,
permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur
c.
Peran utama
Departemen Pertanian dalam membina hubungan kerja sama dengan pemerintah
daerah. *
d.
Kelebihan output
siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri manufaktur spt
industri kecil dipedesaan.
4. Perhatikan
pernyataan berikut :
1.
Laju pertumbuhan
output
2.
Tingkat daya
saing global komoditi pertanian
3.
Langsungè Membeli mesin
4.
Tdk Langsungè Penelitian & Pengembangan
Pernyataan di
atas termasuk kedalam ...
a. Sektor
pertanian di indonesia
b. Nilai
tukar petani
c. Investasi di Sektor Pertanian *
d. Keterkaitan Pertanian dg Industri Manufaktur
5.
Yang tidak
dimaksud dengan Bidang-bidang yang harus diperhatikan dalam masalah
pertanian,yaitu ...
a.
Peran utama
Departemen Pertanian dalam membina hubungan kerja sama dengan pemerintah
daerah.
b.
Tidak Menjamin
berlangsungnya manajemen irigasi *
c.
Perlu
meningkatkan pendapatan petani melalui diversivikasi lebih lanjut.
d.
Memperkuat
kapasitas regulasi
Materi
8
Industrirealisasi di Indonesia
Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industry
yang ada ketika itu mempekerjakan 173 ribu orang di bidang pengolahan makanan,
tekstil dan barang logam, semuanya milik asing. Pada masa PD II kondisi
industrialisasi cukup baik. Namun setelah pendudukan Jepang keadaannya
terbalik. Disebabkan larangan impor bahan mentah dan diangkutnya barang capital
ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha). Setelah Indonesia merdeka,
mulai dikembangkan sector industry dan menawarkan investasi walau dalam tahap
coba-coba. Tahun 1951 pemerintah meluncurkan RUP (Rencana Urgensi
Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan mendorong industry kecil
pribumi dan memberlakukan pembatasan industry besar atau modern yang dimiliki
orang Eropa dan Cina.
A. KONSEP DAN TUJUAN INDUSTRIALISASI
Dalam sejarah
pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari revolusi industry
pertama pada pertengahan abad 18 di Inggris dengan penemuan metode baru untuk
pemintalan dan penenunan kapas yang menciptakan spesialisasi dalam produksi dan
peningkatan produktivitas dari factor produksi yang digunakan. Setelah itu,
inovasi dan penemuan baru dalam pengolahan besi dan mesin uap yang mendorong
inovasi dalam pembuatan antara lain besi baja, kereta api dan kapal tenaga uap.
Revolusi industry kedua akhir abad 18 dan awal abad 19 dengan berbagai perkembangan teknologi dan inovasi membantu laju industrialisasi. Setelah PD II muncul berbagai teknologi baru seperti produksi masal dengan menggunakan assembly line, tenaga listrik, kendaraan bermotor, penemuan barang sintetis dan revolusi teknologi komunikasi, elektronik, bio, computer dan penggunaan robot.
Revolusi industry kedua akhir abad 18 dan awal abad 19 dengan berbagai perkembangan teknologi dan inovasi membantu laju industrialisasi. Setelah PD II muncul berbagai teknologi baru seperti produksi masal dengan menggunakan assembly line, tenaga listrik, kendaraan bermotor, penemuan barang sintetis dan revolusi teknologi komunikasi, elektronik, bio, computer dan penggunaan robot.
Industrialisasi adalah suatu proses
interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan
dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan
struktur ekonomi.
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka
menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan
kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara
nasional, yaitu :
·
Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri.
·
Meningkatkan
ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
·
Memberikan
sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
·
Mendukung
perkembangan sektor infrastruktur.
·
Meningkatkan
kemampuan teknologi.
·
Meningkatkan
pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
·
Meningkatkan
penyebaran industri
B. Faktor-faktor
pendorong Industrialisasi
Faktor
pendorong industrialisasi (perbedaan intesitas dalam proses industrialisasi
antar negara) :
a)
Kemampuan teknologi
dan inovasi
b)
Laju pertumbuhan
pendapatan nasional per kapita
c)
Kondisi dan
struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri
dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin
alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
d)
Besar pangsa pasar
DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia
dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
e)
Ciri industrialisasi
yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis
industri unggulan dan insentif yang diberikan.
f)
Keberadaan SDA.
Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
g)
Kebijakan/strategi
pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi
ekspor.
C.
Perkembangan
Sektor Industri manufaktur nasional
a)
Industri primer/hulu yaitu mengolah output dari sektor pertambangan (bahan
mentah) menjadi bahan baku siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada
tahap selanjutnya
b)
Industri
sekunder/manufaktur yang mencakup: industri pembuat modal (mesin), barang
setengah jadi dan alat produksi, dan industri hilir yang memproduksi produk
konsumsi
A.
Pertumbuhan output.
Pertumbuhan output yang tinggi
disebabkan oleh permintaan eksternal yang tinggi. Pertumbuhan PDB 3 sektor
penting di LDCs sebagai berikut:
Sumber Utama Pertumbuhan PDB
menurut Tiga Sektor di Negara Berkembang 1970 -1995 (%)
Sektor
|
Laju Pertumbuhan
Rata rata
|
Pangsa dari
Kontribusi thd Pertumbuhan PDB
|
||||||
Pertanian
|
2,7
|
3,4
|
2,4
|
2,9
|
10,5
|
16
|
8,2
|
13,9
|
Manufaktur
|
6,8
|
4,6
|
6,9
|
5,9
|
21,3
|
26
|
32,1
|
22,9
|
Jasa
|
6,3
|
3,6
|
4,5
|
4,9
|
50,3
|
49,4
|
46,4
|
47,6
|
PDB
|
5,7
|
3,5
|
4,7
|
4,6
|
100
|
100
|
100
|
100
|
§ Laju pertumbuhan output rata rata pertahun untuk sektor
manufaktur (22,9 %) lebih tinggi dari pertanian (13,9%) periode 1970 – 1995.
§ Kontribusi thd pertumbuhan PDB 1970 – 1980 (21,3 %) &
1990 – 1995 (32,1%)
§ Pertmbuhan output sektor manufaktur karena permintaan
eksternal èekspor tinggi
Sumber
Utama Pertumbuhan PDB menurut Tiga Sektor di Negara Asia Timur & Tenggara
1970 -1995 (%)
Sektor
|
Laju Pertumbuhan
Rata rata
|
Pangsa dari
Kontribusi thd Pertumbuhan PDB
|
||||||
Pertanian
|
1,9
|
3,2
|
3,3
|
2,7
|
23,6
|
22,4
|
22,1
|
26,2
|
Manufaktur
|
4,3
|
6,9
|
4,6
|
5,4
|
15,5
|
17,2
|
15,9
|
15,0
|
Jasa
|
4,3
|
6,2
|
5,1
|
5,2
|
49,4
|
49,4
|
52,7
|
46,1
|
PDB
|
3,3
|
5,3
|
4,5
|
4,3
|
100
|
100
|
100
|
100
|
§ Laju pertumbuhan PDB wilayah ini rata rata pertahun 7,4%
periode 1970 – 1995 lebih tinggi dari pertumbuhan PDB dunia 2,9 % dan laju
pertumbuhan PDB negara berkembang 4,6 %
Tingkat perkembangan industri
manufaktur dapat dilihat dari pendalaman struktur industri itu sendiri.
Struktur industri:
1. Ragam produk è barang konsumsi, sederhana, barang konsumsi dg kandungan
teknologi yanglebih canggih, barang modal,
2. Intensitas pemakain faktor
produksiè barang dengan padat karya dan
barang
dengan padat modal
3. Orinetasi pasar è barang domestik & barang ekspor
B.
Pendalaman Struktur
Industri.
Pembangunan ekonomi jangka
panjang dapat merubah pusat kekuatan ekonomi dari pertanian menuju industri dan
menggeser struktur industri yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Perubahan struktur industri
disebabkan oleh
a)Penawaran aggregatè perkembangan teknolgi,
kualitas SDM, inovasi material baru untuk produksi
b)
Permintaan aggregatè peningkatan pendapatan perkapita yang mengubah volume
& pola konsumsi
Distribusi PDB Per Sektor pada
Harga Konstan 1983 -1998 (Milyar Rupiah)
Sektor
|
1983
|
Harga Konstan
1993
|
|||||
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
1998
|
||
Primer:
1. Pertanian
2. Pertambangan
|
33,872
17,765
16,107
|
90,460
58,963
16,107
|
92,553
59,291
31,497
|
97,387
61,885
33,262
|
101,567
63,828
35,502
|
103,006
64,478
37,739
|
102,341
64,988
38,538
|
Sekunder:
1. Manufaktur
2. Listrik, gas & Air
3. Konstruksi
|
14.807
9,896
314
4,597
|
99,359
73,556
3,290
22,513
|
112,210
82,649
3,703
25,585
|
125,127
91,637
4,292
29,198
|
140,061
102,260
4,877
32,914
|
148,456
107,630
5,480
35,346
|
121,465
94,848
5,582
21,035
|
Tersier:
1. Perdag, Hotel,
Restoran
2. Transportasi &
Komunikasi
3. Bank & Keuangan
4.
Penyewaan & Real
Estate
5.
Jasa Lainnya
|
28,944
11,419
4,098
2,359
2,356
8,712
|
139,956
55,298
23,249
14,005
9,695
37,709
|
149,880
59,504
25,189
15,945
10,087
39,155
|
161,279
64,231
27,329
18,109
10,643
40,967
|
172,170
69,475
29,701
18,887
11,266
42,841
|
181,785
73,524
31,783
19,956
11,826
44,696
|
152,246
60,253
26,975
13,173
9,476
42,369
|
PDB
|
77,623
|
329,776
|
354,641
|
383,792
|
413,797
|
433,246
|
376,051
|
§ Sejak th 1983
-1990 Sektor primer turun, sedangkan sector sekunder & tersier
meningkat
§ Dekade 1980, Pangsa PDB sector primer lebih tinggi dari
industri manufaktur
§ 1990 Pangsa PDB sector manufakturlebih tinggi dari sektor
premier
§ Lju pertumbuhan sektor primer lebih lambat dari sektor
sekunder dan tersier
Pertumbuhan PDB pada Harga
Konstan 1995 -1998 (%)
Sektor
|
Harga Konstan
1993
|
|||
1995
|
1996
|
1997
|
1998*)
|
|
1.
Pertanian
2.
Pertambangan
3.
Manufaktur
4.
Listrik Gas & Air
5. Konstruksi
6. Perdag, Hotel, Restoran
7. Transportasi & Komunikasi
8.
Bank & Keuangan
9.
Jasa Lainnya
|
4,38
6,74
10,88
15,91
12,92
7,94
8,5
11,04
3,27
|
3
5,82
11,59
12,78
12,76
8
8,68
9
3,4
|
0,72
1,71
6,42
12,75
6,43
5,8
8,31
6,45
2,84
|
0,22
-4,16
-12,88
3,7
39,74
18,95
12,8
26,74
4,71
|
PDB
|
8,22
|
7,98
|
4,71
|
13,68
|
PDB
tanpa Migas
|
9,24
|
8,34
|
5,45
|
14,78
|
*)
Angka Sementara
§ Tahun 1995
Pertumbuhan PDB 4,38 % dan th 1998 menurun sampai menjadi 0,22% sebagai akibat
krisis
§ Listrik Gas & Air mampu bertahan thd
krisis
§ Pertanian tetap
tumbuh karena ekspor mengalami pertumbuhan positif sebagai
akibat dari kurs rupah yang jatuh, shg harga
produk murah
Berdasarkan analisis tingkat
pendalaman struktur industri:
§ Orientasi perkembangan industri manuafktur di Indonesia
masih pada barang
konsumsi sederhana seperti makanan, minuman
pakaian jadi sampail bambu,
rotan & kayu
§ Sisi permintaan aggergat, pasar domestik barang konsumsi
berkembang pesat
seiring laju penduduk & peningkatan
pendapatan masyarakat per kapita
§ Sisi penawaran aggregat, Sarana dan prasarana menunjang
untuk produksi
barang konsumsi tersebut dibandingkan barang
modal
§ Aspek teknolgi, kandungan teknologi barang konsumsi lebih
rendah
C.
Tingkat Teknologi
produk manufaktur.
Teknologi yang digunakan dalam
industri manufaktur mencakup:
a)
Tekonolgi tinggi
mencakup: komputer, obat-obatan, produk elektronik, alat komunikasi dan
sebagainya
b)
Teknologi sedang
mencakup: plastik, karet, produk logam sederhana, penyulingan minyak, produk
mineral bukan logam
c)
Teknolgi rendah
mencakup: kertas, percetakan, tekstil, pakaian jadi, minuman, rokok, dan mebel
Tingkat Teknologi produksi manufaktur beberapa negara
Negara
|
Tek. Tinggi
|
Tek. Sedang
|
Tek. Rendah
|
|||
1985
|
1997
|
1985
|
1997
|
1985
|
1997
|
|
Taiwan
|
33
|
52
|
34
|
31
|
33
|
17
|
Korsel
|
36
|
53
|
30
|
29
|
34
|
18
|
Malaysia
|
34
|
51
|
30
|
30
|
36
|
19
|
Filipina
|
23
|
38
|
19
|
20
|
58
|
42
|
Indonesia
|
15
|
28
|
47
|
25
|
38
|
47
|
India
|
33
|
40
|
30
|
29
|
37
|
31
|
Polandia
|
30
|
33
|
32
|
30
|
39
|
37
|
Argentina
|
34
|
30
|
19
|
22
|
47
|
48
|
Afrika
Selatan
|
25
|
26
|
40
|
39
|
35
|
34
|
Pertumbuhan ekspor Indonesia
menurut intensitas FP.
Jumlah jenis
produk
|
Jenis produk
|
Nilai ekspor
(US$juta)
|
% Pertumbuhan
1995
|
|
1994
|
1995
|
|||
16
|
Padat SDA
|
12.604,8
|
14.617,4
|
16
|
11
|
Padat Karya
dengan ketrampilan rendah
|
8.028
|
8.606,5
|
9,7
|
7
|
Padat Karya
dengan ketrampilan tinggi
|
2.688,2
|
3.093,9
|
15,1
|
4
|
Padat teknologi
tinggi
|
1.032,3
|
1.304,4
|
26,3
|
Kinerja Sektor Manufaktur
1985-1997 (%)
Perub. Struktural
|
Pertumbahan Rata-Rata Per Tahun (%)
|
||||||
1985
|
1997
|
1999
|
1985-88
|
1989-93
|
1994-99
|
||
% NTM
% Manufaktur dalam Ekspor
|
11
14
|
23
47
|
23
47
|
NTM
EM
E4
|
12
33
36
|
22
27
28
|
12
7
1
|
NTM = Nilai tambah manufaktur,
EM = Ekspor manufaktur, E4 = Ekspor 4 produk unggulan: kayu lapis, tekstil,
pakaian jadi dan alas kaki.
§ Sebelum krisis
mengalami kenaikan
§ Selama krisis
mengalami penurunan
Struktur Output Asean1980-1995
(%)
Negara
|
Nilai Tambah dari PDB
|
|||||
Pertanian
|
Industri Manufaktur
|
Jasa
|
||||
1980
|
1995
|
1980
|
1995
|
1980
|
1995
|
|
Indonesia
|
24
|
16
|
13
|
24
|
34
|
41
|
Malaysia
|
22
|
13
|
21
|
3
|
40
|
44
|
Filipina
|
25
|
22
|
26
|
23
|
36
|
46
|
Myanmar
|
47
|
63
|
10
|
7
|
41
|
28
|
Singapura
|
1
|
0
|
29
|
27
|
61
|
64
|
Thailand
|
23
|
11
|
22
|
29
|
48
|
49
|
Vietnam
|
28
|
22
|
42
|
§ Kontribusi pembentukan PDB dari industri manufaktur
relative kecil dibanding
malaysia dan thailand
Pertumbuhan Output
Asean1980-1995 (%)
Negara
|
Nilai Tambah dari PDB
|
|||||
Pertanian
|
Industri Manufaktur
|
Jasa
|
||||
1980-90
|
1990-93
|
1980-90
|
1990-93
|
1980-90
|
1990-93
|
|
Indonesia
|
3,4
|
2,9
|
12,6
|
11,2
|
7
|
7,4
|
Malaysia
|
3,8
|
2,6
|
8,9
|
13,2
|
4,2
|
8,6
|
Filipina
|
1,0
|
1,6
|
0,2
|
1,8
|
2,8
|
2,7
|
Myanmar
|
0,5
|
5,1
|
-0,2
|
7
|
0,7
|
5,5
|
Singapura
|
-6,2
|
0,5
|
6,6
|
8,3
|
7,2
|
8,4
|
Thailand
|
24,0
|
3,1
|
9,5
|
11,6
|
7,3
|
7,8
|
D.
Ekspor
Kinerja
ekspor dapat digunakan untuk mengukur hasil pembangunan industry manufaktur.
Tingkat
Ekspor Manufaktur dan Sahamnya dalam Ekspor Total. (US$)
Ekspor Manufaktur per US1,000 dari PDB
|
% pangsa dalam ekspor total
|
|||||
1985
|
1997
|
%/TAHUN
|
1985
|
1997
|
BEDA
|
|
Thailand
|
69
|
267
|
12
|
38
|
71
|
33
|
Korsel
|
293
|
267
|
-1
|
91
|
91
|
0
|
Malaysia
|
136
|
611
|
13
|
27
|
77
|
50
|
Filipina
|
40
|
135
|
11
|
27
|
45
|
18
|
Indonesia
|
31
|
132
|
15
|
14
|
52
|
28
|
India
|
25
|
66
|
8
|
58
|
74
|
16
|
Polandia
|
102
|
138
|
3
|
63
|
73
|
10
|
Argentina
|
20
|
28
|
3
|
21
|
34
|
13
|
Afrika
Selatan
|
Na
|
91
|
15
|
Na
|
58
|
-
|
E.
Ketergantungan
Impor
Ketergantungan
terhadap impor juga merupakan indicator keberhasilan pembangunan sector
industry.
Saldo
Neraca Perdagangan Manufaktur Indonesia (US$ milyar)
Periode
|
Nilai ekspor
|
Nilai impor
|
Saldo
|
1975-1981
|
0,8
|
6,3
|
-5,5
|
1982-1984
|
1,8
|
10,3
|
-8,5
|
1985-1988
|
3,9
|
8,8
|
-4,9
|
1989-1993
|
13,4
|
18,6
|
-5,1
|
1994-1997
|
24,4
|
29,5
|
-5,1
|
1998-1999
|
27,2
|
16,9
|
10,3
|
D.
Permasalahan
Industrirealisasi
Industri
manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena:
|
1.
Keterbatasan teknologi
2. Kualitas Sumber daya Manusia
3. Keterbatasan dana pemerintah
(selalu difisit) dan sektor swasta
4. Kerja sama antara
pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian
masih rendah
Masalah dalam industri
manufaktur nasional:
1. Kelemahan struktural
- Basis ekspor & pasar masih sempitè walaupun Indonesia mempunyai banyak sumber daya
alam & TK, tapi produk & pasarnya masih terkonsentrasi:
a. terbatas
pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi, tekstil & alas kaki)
b. Pasar
tekstil & pakaian jadi terbatas pada beberapa negara: USA, Kanada,
Turki
& Norwegia
c. USA, Jepang
& Singapura mengimpor 50% dari total ekspor tekstil &
pakaian
jadi dari Indonesia
d. Produk penyumbang 80% dari ekspor
manufaktur indonesia masih mudah
terpengaruh oleh perubahan permintaan produk di pasar terbatas
e. Banyak
produk manufaktur terpilih padat karya mengalami penurunan
harga muncul pesaing baru seperti
cina & vietman
f. Produk manufaktur tradisional menurun
daya saingnya sbg akibat factor
internal seperti tuntutan kenaikan
upah
- Ketergantungan
impor sangat tinggi
1990, Indonesia
menarik banyak PMA untuk industri berteknologi tinggi seperti kimia,
elektronik, otomotif, dsb, tapi masih proses penggabungan, pengepakan dan
assembling dengan hasil:
a. Nilai impor
bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi diatas
45%
b. Industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi
& kulit bergantung kepada
impor bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi.
c. PMA sector manufaktur masih bergantung kepada suplai
bahan baku &
komponen dari
LN
d. Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran,
pengembangan
organisasi dan
keterkaitan eksternal) dari PMA masih terbatas
e. Pengembangan produk dengan merek sendiri dan
pembangunan jaringan
pemasaran masih
terbatas
- Tidak ada industri berteknologi menengah
a. Kontribusi industri berteknologi menengah (logam,
karet, plastik, semen)
thd pembangunan sektor industri
manufaktur menurun tahun 1985 -1997.
b. Kontribusi produk padat modal (material dari plastik,
karet, pupuk, kertas,
besi & baja) thd ekspor
menurun 1985 – 997
c. Produksi produk dg teknologi rendah berkembang pesat.
- Konsentrasi
regional
industri mnengah & besar terkonsentrasi di Jawa.
2. Kelemahan organisasi
- Industri kecil & menengah masih terbelakangèproduktivtas rendahè Jumlah Tk masih banyak (padat Karya)
- Konsentrasi Pasar
- Kapasitas menyerap & mengembangkan teknologi
masih lemah
- SDM yang lemah
E. Strategi Pembangunan Sektor Industri
1.
Strategi substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri
berorientasi domestic yang dapat
menggantikan produk impor. Negara yang
menggunakan strategi ini adalah Korea
& Taiwan.
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
§ Sumber daya alam & Faktor produksi cukuo tersedia
§ Potensi permintaan dalam negeri memadai
§ Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam
negeri
§ Kesempatan kerja menjadi luas
§ Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang
2. Strategi
promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri
dalam negeri yang memiliki keunggulan
bersaing.
Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang
merefleksikan kelangkaan barang ybs baik pasar input maupun output
- Tingkat proteksi impor harus rendah
- Nilai tukar harus realistis
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor
Latihan Soal !
1. Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka
panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor
industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu kecuali ...
a.
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri.
b. Menurunkan
nilai ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri *
c.
Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian.
d. Mendukung
perkembangan sektor infrastruktur.
2.
Manakah yang bukan termasuk kedalam Faktor pendorong industrialisasi ...
a.
Kemampuan teknologi
dan inovasi
b.
Laju pertumbuhan
pendapatan nasional per kapita
c.
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri *
d.
Kondisi dan
struktur awal ekonomi dalam negeri.
3.
Manakah yang tidak termasuk kedalam Industri sekunder/manufaktur ...
a. industri pembuat modal (mesin)
b. barang setengah jadi dan alat produksi,
c. barang mentah *
d. memproduksi produk konsumsi
4.
manakah
yang termasuk kedalam Kelemahan struktural ...
a.
Basis ekspor &
pasar masih sempit
*
b.
Industri kecil
& menengah masih terbelakangèproduktivtas rendahè Jumlah Tk masih banyak (padat Karya)
c.
Konsentrasi Pasar
d.
Kapasitas menyerap
& mengembangkan teknologi masih lemah
5.
Strategi
substitusi impor (Inward Looking). Bertujuan untuk mengembangkan industri
berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk
impor. Negara yang menggunakan strategi ini yaitu ...
a.
Indonesia
dan malaysia
b.
Eropa
dan irlandia
c.
Jepang
dan brazil
d.
Korea dan Taiwan
*