Nama : Sri ida Murwanti (2A214429)
Kelas : 1eb21
Materi IX
Usaha Kecil Dan Menengah
A. Definisi
Usaha Kecil dan Menengah
Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU
memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat
Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal
27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Kementrian Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud
dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang
mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak
Rp 1.000.000.000.
Sementara itu, Usaha Menengah (UM)
merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan
bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk
tanah dan bangunan.
B.
Perkembangan Jumlah Unit dan
Tenaga Kerja di UKM
Data
statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM)
mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah
tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh
tenaga kerja Indonesia.
Menurut Syarif
Hasan, Menteri Koperasi dan UKM seperti dilansir sebuah media massa, bila dua
tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah
bertambah menjadi 55,2 juta unit. Setiap UMKM rata-rata menyerap 3-5
tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga
kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun
dari 6,8% menjadi 5 % dengan pertumbuhan UKM tersebut.
Hal
ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki
signifikansi cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang
berperan banyak pada sektor ril.
Kegiatan
UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha
kecil yang bergerak disektor pertanian. Pada 1996, data Biro Pusat Statistik
(BPS) menunjukkan, jumlah UKM sebanyak 38,9 juta dengan rincian: sektor
pertanian berjumlah 22,5 juta (57,9%); sektor industri pengolahan 2,7 juta
(6,9%); sektor perdagangan, rumah makan dan hotel sebanyak 9,5 juta (24%); dan
sisanya bergerak di bidang lain. Dari segi nilai ekspor nasional (BPS, 1998),
Indonesia jauh tertinggal bila dibandingkan ekspor usaha kecil negara-negara
lain, seperti Taiwan (65%), China (50%), Vietnam (20%), Hongkong (17%), dan
Singapura (17%). Oleh karena itu, perlu dibuat kebijakan yang tepat untuk
mendukung UKM seperti antara lain: perijinan, teknologi, struktur, manajemen,
pelatihan dan pembiayaan.
Krisis
ekonomi telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut secara drastis (7,42%),
dari 39,77 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 36,82 juta unit usaha pada
tahun 1998, dan bahkan usaha menengah dan besar mengalami penurunan jumlah unit
usaha lebih dari 10%.
Usaha
menengah relatif yang paling lamban untuk pulih dari krisis ekonomi, padahal
usaha menengah memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan
struktur perekonomian nasional dan penumbuhan kehidupan yang lebih demokratis.
C. Nilai Output dan Nilai Tambah
Peran
UKM di Indonesia dalam bentuk kontribusi output terhadap pembentukan atau
pertumbuhan PDB cukup besar, walaupun tidak sebesar kontribusinya terhadap
penciptaan kesempatan kerja. Kontribusi NO atau NT terhadap pembentukan PDB
jauh lebih besar dibandingkan kontribusi dari UM. Akan tetapi, perbedaan ini
tidak dikarenakan tingkat produktivitas di UK lebih tinggi daripada di UM,
melainkan lebih didorong oleh jumlah unit dan L yang memang jauh lebih banyak
di UK dibandingkan di UM (dan UB).
Dari
data BPS (statistik Indonesia 2001) mengenai NO dan NT dari UK di sektor
industri manufaktur menurut kelompok industri (kode 31 s/d 39), ada beberapa
hal yang menarik. pertama, NO atau NT bervariasi menurut subsektor, dan yang
paling banyak (seperti juga ditunjukan oleh data dari sumber lain) yakni
makanan, dan minuman, dan tembakau (31),tekstil dan produk-produknya (TPT), dan
kulit serta produk-produknya(32), dan kaqyu beserta produk-produknya (33), yang
memberi suatu kesan bahwa IK dan IMI pada umumnya lebih unggul di ketiga
subsektor itu dibandingkan di subsektor-subsektor lainnya. Kedua, di beberapa
kelompok industri seperti 31 dan 33, NO atau NT dari IMI lebih besar
dibandingkan IK.
Sedangkan hasil SUSI (2000) menyajikan
data mengenai nilai produk bruto (NO), biaya antara, dan upah serta gaji dari
usaha tidak berbadan hukum. Dari selisih antara NO dan biaya antara, bisa
didapat suatu gambaran mengenai besarnya NT yang diciptakan oleh kelompok usaha
ini. Perdagangan besar,eceran, dan rumah makan serta jasa akomodasi merupakan
sektor dimana usaha tidak berbadan hukum menghasilkan NO paling besar; disusul
kemudian industri pengolahan. Disektor terakhir ini, NO dari IMI sedikit lebih
kecil dibandingkan NO yang diciptakan oleh Ik. Didalam SUSI 2000, NO dan
perhitungan NT-nya dari usaha tidak berbadan hukum juga di jaabarkan menurut
wilayah.
D.
Eksport
Ekspor langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui
perantara/ eksportiryang bertempat di
negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor
dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara
asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya
transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan
perdagangan serta proteksionisme.
Ekspor tidak
langsung
Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual
melalui perantara/eksportirnegara asal
kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui,
perusahaan manajemen ekspor ( export
management companies ) dan
perusahaan pengekspor ( export
trading companies ).Kelebihannya,
sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara
langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan
terhadap operasi di negara lain kurang.
Umumnya, industri jasa menggunakan ekspor langsung sedangkan industri
manufaktur menggunakan keduanya.
Dalam
perencanaan ekspor perlu dilakukan berbagai persiapan, berikut ini 4 langkah
persiapannya:
1.
Identifikasi pasar yang potensial
2.
Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan,
SWOT analisis
3.
Melakukan Pertemuan, dengan eksportir, agen, dll
4.
Alokasi sumber daya.
E.
Prospek UKM dalam era perdagangan bebas dan
globalisasi dunia
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua
sektor ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di satu
sisi akan menciptakan banyak kesempatan. Namun disisi lain akan menciptakan
bamyak tantangan yang apabila tidak dapat dihadapi dengan baik akan menjelma
menjadi ancaman. Bentuk kesempatan dan tantangan yang akan muncul tentu akan
berbeda menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda. Globalisasi perekonomian
dunia juga memperbesar ketidakpastian terutama karena semakin tingginya
mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya serta semakin
terintegrasinya kegiatan produksi, investasi dan keuangan antarnegara yang
antara lain dapat menimbulkan gejolak-gejolak ekonomi di suatu wilayah akibat
pengaruh langsung dariketikstabilan ekonomi di wilayah lain.
1. Sifat
Alami dari Keberadaan UKM
Laju pertumbuhan negatif dari jumlah UK lebih kecil
dibandingkan apa yang dialami oleh UM dan UB. Perbedaan ini disuatu sisi
memberi suatu kesan bahwa pada umumnya UK lebih “ tahan banting” dibandingkan
dua kelompok usaha lainnya itu dalam menghadapi suatu gejolak ekonomi. Relatif
lebih baiknya UK dibandingkan UM atau UB dalam menghadapi krisis ekonomi tahun
tahun 1998 tidak lepas dengan sifat alami dari keberadaan UM, apalagi UB di
indonesia. Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk dipahami, agar
dapat memprediksi masa depan UK atau UKM.
Seperti dibanyak LCDs lainnya, UK di Indonsia
didominasi oleh unit-unit usaha tradisional, yang di satu sisi, dapat di bangun
dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan tanpa
perlu menerapkan sistem organisasi dan manajemen modern yang kompleks dan
mahal, seperti di usaha-usaha modern (UB dan hingga tingkat tertentu UM), dan
di sisi lain, berbeda dengan UM, UK pada umumnya membuat barang-barang konsumsi
sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk
membuat barang-barang tersebut, UK tidak terlalu memerlukan L dengan tingkat
pendidikan formal yang tinggi dan harus digaji mahal (tidak perlu memakai
seorang manajer dengan diploma MBA atau yang memiliki diploma sarjana ekonomi
atau seorang insinyur) dan tidak membutuhkan teknologi (T) canggih dalam bentuk
mesin-mesin dan alat-alat produksi modern, oleh karena itu, tidak mengherankan
bila melihat Indonesia adalah dari kelompok masyarakat berpendidikan rendah
(SD), dan kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat produksi
sederhana atau hasil rekayasa sendiri.
Implikasi dari sifat alami ini bebeda dengan UM dan
UB. UK sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas dari
pemerintah termasuk skim-skim krdit murah. Banyak studi yang menunjukan bahwa
ketergantungan UK terhadap modal dari sumer-sumber informal jauh lebih besar
daripada terhadap kredit perbankan karena berbagai alasan.
2. Kemampuan
UKM
Dalam era perdagangan
bebas dan globalisasi perekonomian dunia, kemajuan T, penguasaan ilmu
pengetahuan, dan kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme) merupakan tiga
faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus
tidaknya prospek dari suatu usaha. Jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia
tidak memiliki ketiga keunggulan kompetitif tersebut bahkan, UKM indonesia akan
terancam tergusur dari segmen pasarnya sendiri oleh produk-produk M dengan
harga yang lebih murah dan kualitas serta disain yang lebih baik, seperti yang
terjadi sekaarang dengan membanjirnya barang-barang dari Cina sampai
kepasar-pasar tradisional.
Latihan Soal !
1.
Keputusan
Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dengan UU No. 20
Tahun ...
a.
1998
b.
2008 *
c.
1999
d.
1994
2.
Pada 1996, data Biro Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan, jumlah UKM sebanyak 38,9 juta dengan rincian di berbagai sektor
seperti berikut ...
a.
sektor pertanian
b.
sektor industri pengolahan
c.
sektor perdagangan
d.
salah
semua
e.
a,b,c
benar *
3.
Cara menjual barang atau jasa melalui
perantara/ eksportiryang bertempat di
negara lain atau negara tujuan ekspor, merupakan pengertian dari ...
a.
Eksport Tidak langsung
b.
Eksport Langsung *
c.
Import Langsung
d.
Import Tidak langsung
e.
Salah semua
4.
Dalam perencanaan ekspor perlu dilakukan
berbagai persiapan, berikut ini 4 langkah persiapannya, kecuali ...
a.
Identifikasi pasar yang potensial
b.
Penyesuaian antara kebutuhan pasar
dengan kemampuan, SWOT analisis
c.
Identifikasi pasar yang non potensial *
d.
Melakukan Pertemuan, dengan eksportir,
agen, dll
e.
Alokasi sumber daya
5.
Teknik dimana barang dijual melalui
perantara/eksportirnegara asal
kemudian dijual oleh perantara tersebut, merupakan pengertian ...
a. Eksport
Tidak langsung *
b. Eksport
Langsung
c. Import
Langsung
d. Import
Tidak langsung
e. Salah
semua
Materi X
Perdagangan
Luar Negeri
A.
Teori Perdagangan Internasional
Teori Perdagangan Internasional
Dalam kegiatan berdagang lintas negara yang selama ini dilakukan
oleh banyak orang tidaklah terlepas dari tokoh-tokoh yang mencetuskan adanya
perdagangan internasional.
Teori
perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni teori
klasik dan teori modern. Teori klasik yang banyak dikenal
adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, dan teori keunggulan relative
atau keunggulan komparatif dari J.S. Mill dan David Ricardo.
Teori modern diwakili oleh teori faktor proporsi dari Hecksher dan
Ohlin. Berikut ini adalah paparan dari teori-teori tersebut.
1.
Teori
Klasik Perdagangan Internasional
a.
Teori
keunggulan absolut (Adam Smith)
Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi
produksi terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut
(absolute advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang
lain yang tidak mempunyai keunggulan absolut (absolute disadvantage) terhadap
negara lain yang memproduksi barang sejenis.
Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak
geografis, iklim, kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan
lain-lain.
b.
Teori
Keunggulan relative/komparatif (J.S. Mill dan David Ricardo)
J.S. Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada
ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif
(keunggulan relatif) terbesar, dan akan mengkhususkan melakukan impor barang,
bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif (kerugian relatif). Atau
dengan kata lain, suatu negara akan melakukan ekspor barang, bila barang itu
dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor barang,
bila barang itu diproduksi sendiri akan memerlukan biaya produksi yang lebih
besar.
David Ricardo
mempunyai pemikiran yang senada, yaitu perdagangan internasional antara dua
negara akan terjadi bila masing-masing memiliki biaya relatif yang terkecil
untuk jenis barang yang berbeda.
Sebagai contoh perhatikan ilustrasi sebagai berikut! Berdasarkan efisiensi
tenaga kerja, di Indonesia untuk memproduksi 1 kemeja seorang pekerja hanya
membutuhkan 1 hari kerja, dan untuk memproduksi 1 pasang sepatu diperlukan
waktu 2 hari kerja. Di Filipina, untuk memproduksi 1 kemeja dan 1 pasang sepatu
diperlukan masingmasing 4 dan 3 hari kerja.
2.
Teori
Modern perdagangan Internasional
Teori Heckscher-Ohlin
(H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara
cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan
melakukan perdagangan dengan negara laindisebabkan negara tersebut memiliki
keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor
produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di
dalam suatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam
proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern
Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva
isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama.
Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
a. Harga atau biaya
produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara.
b. Comparative
Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan
oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
c. Masing-masing negara
akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu
karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
untuk memproduksinya.
d. Sebaliknya
masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
e. Kelemahan dari teori
H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing
negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga
perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B.
Perkembangan Ekspor di Indonesia
Ekspor merupakan salah
satu variable injeksi dalam perekonomian suatu negara, artinya jika ekspor
suatu negara meningkat maka perekonomian negara tersebut akan lebih meningkat
lagi, karena adanya proses multipler dalam perekonomian tersebut.
Ekspor adalah barang dan
jasa yang diproduksi didalam negara dan dijual diluar negeri. (Mankiw, 2004:
240). Jika suatu negara membuka perdagangan internasional dan menjadi
pengekspor suatu barang, maka produsen domestic barang tersebut akan
diuntungkan dan konsumen domestic barang tersebut akan dirugikan. Pembukaan
perdagangan internasional akan menguntungkan negara yang bersangkutan secara
keseluruhan karena keuntungan yang diperoleh melebihi kerugian nya (Mankiw,
2006 : 221).
Dalam analisis
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan Ekspor
merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia tidak ditentukan oleh pendapatan
nasional. Ekspor terutama ditentukkan oleh harga relative barang dalam negeri
dipasaran luar negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing dipasaran
dunia, dan citarasa penduduk di negara-negara lain terhadap barang yang
diproduksikan suatu Negara (Sukirno, 2004 : 222).
Dari studi pertumbuhan
ekonomi selama periode 1968 – 1984 yang dilakukan oleh Bela Balassa (1986)
terhadap sekelompok luar negara-negara yang sedang berkembang yang dibedakan
antara negaranegara yang berorientasi keluar (Outward – Oriented Countries) dan
Negara-negara yang berorientasi kedalam ( Inward- oriental countries) menemukan
bahwa negara-negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi
keluar memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dari pada
negara-negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi kedalam
atau substitusi impor. Berdasarkan studi dilakukan Hollis Chemery terhadap 20
negara yang sedang berkembang menemukan bahwa total input productivity total
meningkat diatas 3 persen pertahun di negara-negara yang menerapkan Outward
oriented atau export- led strategies, sedangkan negara-negara yang menerapkan
inward – oriented pertumbuhannya hanya 1 persen (Nanga, 2005 : 302).
Peranan ekspor
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut
:
1.
Peranan total ekspor terhadap PDB
2.
Peranan total ekspor migas terhadap PDB
3.
Peranan total ekspor non migas terhadap PDB
C.
Tingkat Daya Saing
Daya
saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara
di dalam perdagangan internasional. Berdasarkan badan pemeringkat daya saing
dunia, IMD World
Competitiveness Yearbook 2006,
posisi daya saing Indonesia sangat menyedihkan. IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) adalah sebuah laporan mengenai
daya saing negara yang dipublikasikan sejak tahun 1989. Pada tahun 2000, posisi
daya saing Indonesia menduduki peringkat 43 dari 49 negara. Tahun 2001 posisi
daya saing Indonesia semakin menurun, yaitu menduduki peringkat 46.
Selanjutnya, tahun 2002 posisi daya saingnya masih menduduki posisi bawah,
yaitu peringkat 47. Lalu, tahun 2003, posisi daya saingnya malah makin
terpuruk, yaitu menduduki peringkat 57. Tahun 2004 menduduki peringkat 58.
Tahun 2005 Indonesia menduduki posisi 58. Tahun 2006 Indonesia telah menduduki
posisi 60. Posisi daya saing yang cenderung makin menurun
membuktikan bahwa banyak hal yang perlu diperbaiki di negeri ini. Sebagai negara
yang memiliki wilayah daratan sebesar 1,9 juta kilometer persegi dan luas
wilayah lautan lebih dari 3,2 juta kilometer persegi, serta kekayaan alamnya
yang tersebar luas, sangat disayangkan karena daya saing Indonesia jauh di
bawah negara tetangga.
Faktor dalam menentukan
daya saing menurut IMD World
Competitiveness Yearbook terbagi
menjadi 4 kategori yaitu, kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi
bisnis, infrastruktur. Setiap kategori memiliki beberapa kriteria. IMD World Competitiveness Yearbook
(WCY) memeringkat dan menganalisis kemampuan suatu negara dalam menciptakan dan
menjaga lingkungan di mana perusahaan dapat bersaing. Persaingan akan membawa
suatu negara lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain.
Kinerja ekonomi terdiri
dari 77 kriteria mengenai evaluasi makro ekonomi domestik. Kriteria kinerja
ekonomi meliputi ekonomi domestik, perdagangan internasional, investasi
internasional, pengangguran dan harga.
Efisiensi pemerintah
terdiri dari 72 kriteria mengenai kebijakan pemerintah yang mempengaruhi iklim
kompetitif. Kriteria efisiensi pemerintah meliputi keuangan publik, kebijakan
fiskal, kerangka kerja institusi, peraturan bisnis, dan kerangka kerja sosial.
Efisiensi bisnis
terdiri dari 68 kriteria yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam inovasi,
keuntungan dan tanggung jawab. Kriteria efisiensi bisnis meliputi produktivitas
dan efisiensi, pasar tenaga kerja, pembiayaan, perilaku dan praktik manajemen.
Latihan Soal !
1. Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok, yakni ...
a.
Teori Modern
b.
Teori Modern dan Teori
sederhana
c.
Teori Klasik
d.
Salah semua
e.
A dan C benar *
2. Teori klasik yang banyak dikenal adalah
a.
teori keunggulan absolut dan
teori keunggulan komparatif *
b.
teori Keunggulan absolut
dan teori keunggulan kumulatif
c.
Teori Heckscher-Ohlin
d.
B dan c benar
e.
A dan B salah
3.
Teori
keunggulan absolut di kemukakan oleh ....
a.
J.S. Mill
dan David Ricardo
b.
Adam smith
*
c.
Heckscher-Ohlin
d.
Maslow
e.
Aguste comte
4.
Analisis hipotesis H-O dikatakan sebagai
berikut, kecuali ...
a. Harga atau biaya
produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara.
b. Comparative
Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan
oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
c. kepemilikan
faktor-faktor produksi di dalam suatu negara *
d. Masing-masing negara
akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu
e. Sebaliknya
masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
5. Peranan ekspor
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut
...
a.
Peranan total ekspor terhadap PDB
b.
Peranan total ekspor migas terhadap PDB
c.
Peranan total ekspor non migas terhadap PDB
d.
A dan B salah
e.
A, B dan C benar *
Materi XI
Neraca Pembayaran, Arus Modal Asing, dan Utang
Luar Negeri
A.
Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari
individu dan pemerintah asing,
dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca
transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan
transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item finansial.
Transaksi
dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
1.
Transaksi debit,
yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu
transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2.
Transaksi kredit
adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar
negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu
transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
B.
Arus
Modal Asing
Anggota Komite Ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan
masih derasnya arus modal masuk ke Indonesia ini bukan karena adanya gelembung
ekonomi, tapi karena Indonesia memang dianggap memberi prospek yang baik
terhadap para investor. "Tapi karena prospek Indonesia yang tumbuh lebih
cepat”.
Indonesia,
oleh para investor negara-negara maju tersebut, dinilai masih akan memberikan
imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditawarkan negara-negara
maju.
Ada
beberapa faktor yang membuat rupiah akan terus menguat,pertama ekonomi
Indonesia akan tumbuh lebih cepat, adanya perbaikan peringkat surat utang
Indonesia, dan suku bunga di dunia masih belum akan meningkat secara
signifikan, ini karena negara-negara maju masih memerlukan stimulus dari sisi
moneter.
Selain
itu, bank sentral Amerika Serikat masih akan melakukan kebijakan quantitative
easing atau kebijakan menggelontorkan uang ke sistem perekonomian pada 2011.
The
Fed telah menyatakan akan membeli kembali surat utang pemerintah Amerika di
pasar sekunder hingga US$ 600 miliar pada 2011. Akibatnya, suplai dolar di
Amerika Serikat dan di pasar dunia akan terus meningkat.
Jakarta
- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan arus modal asing akan terus deras masuk
sampai akhir tahun 2010. Setidaknya ada 2 alasan mengapa aliran modal akan
tetap masuk ke Indonesia.
Sepanjang
tahun ini kalau tidak ada sentimen negatif, kecuali di Eropa terjadi seperti
kemarin lagi. Maka arahnya arus modal akan masuk terus masuk.
Salah
satu faktor derasnya aliran modal ke Indonesia karena pertumbuhan ekonomi lebih
bagus di negara-negara emerging market daripada negara maju.
Disana
(negara maju), pertumbuhan ekonomi di Eropa hanya 1 %, Amerika hanya 3 %. Namun
di Asia 6% sampai 8%, ada juga yang 10%. Itu saja sudah membuat modal tertarik
masuk.
Faktor
yang kedua, lanjut Darmin yakni tingkat suku bunga. Saat ini, menurut Darmin,
negara-negara Eropa masih menahan tingkat bunganya di kisaran 1%. Sementara
India diatas 5%, Indonesia 6,5%. Ya datang dia (arus modal).
C.
Utang Luar Negeri
Utang
luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima
utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk
utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara
lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
Latihan Soal !
1.
Suatu ikhtisar yang
meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun)
merupakan pengertian dari ...
a.
Arus Modal
b.
Utang Luar Negeri
c.
Neraca Pembayaran *
d.
Utang dalam Negeri
e.
A, B dan D benar
2.
Yang
bukan termasuk Kedalam Harta lancar adalah ...
a.
Piutang
b.
Tanah *
c.
Sewa
d.
Kas
e.
Perlengkapan
3.
Transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri adalah ...
a.
kredit
b.
debit *
c.
Kredit dan debit
d.
Salah semua
e.
A dan C benar
4.
Transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri adalah ...
a.
Kredit *
b.
Debit
c.
Kredit dan debit
d.
Salah semua
e.
B dan C benar
5.
Sebagian dari total
utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut disebut
...
a.
Utang luar negeri atau
pinjaman luar negeri, *
b.
Piutang luar negeri
atau simpanan luar negeri,
c.
Utang dalam negeri atau
pinjaman dalam negeri,
d.
Piutang negeri atau simpanan
luar negeri,
e.
B, C dan D benar semua
Daftar Pustaka :